KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN (Pengertian, Teori, dan Tipe Kepemimpinan)
Konsep Dasar Kepemimpinan
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
secara hakiki telah berkembang sejak manusia dilahirkan ke muka bumi.
Istilah kepemimpinan bukan merupakan istilah baru. Di setiap organisasi, selalu
ditemukan seorang pemimpin yang menjalankan organisasi. Pemimpin berasal dari
kata ”leader” yang merupakan bentuk benda dari ”to lead” yang
berarti memimpin. Untuk memahami pengertian kepemimpinan secara jelas, perlu
dikaji beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan. Para ahli mendefinisikan kepemimpinan sesuai dengan ciri-ciri, perilaku,
pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan peran, dan
tempatnya pada suatu posisi administratif serta persepsi oleh orang Iain
mengenai keabsahan dari pengaruh.
Salah
satu di antaranya menurut Stogdill (Atmodiwiryo, 2005:145-146) mendefinisikan
kepemimpinan melihat dari 11 prespektif sebagai berikut: 1) Merupakan fungsi
proses kelompok; 2) Kepribadian atau akibat dari kepribadian; 3) Seni membujuk
untuk patuh; 4) Menggunakan pengaruhnya; 5) Suatu bentuk persuasi; 6)
sekumpulan kegiatan atau perilaku; (7) Suatu hubungan kekuasaan; 8) Suatu
instrumen pencapaian tujuan; 9) Suatu akibat dari interaksi; 10) Peranan yang
bermacam-macam; 11) Suatu inisiasi struktur.
Dari
definisi kepemimpinan, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa kepemimpinan pada dasarnya suatu proses menggerakkan,
memengaruhi, dan membimbing orang lain atau kelompok guna mencapai
tujuan. Selain itu pula, di dalam suatu kepemimpinan, seorang pemimpin pun
harus memiliki kemampuan dalam hal membuat dan mengambil suatu keputusan.[1]
Ada
empat teori tentang munculnya seorang pemimpin dalam organisasi sebagai
berikut
a.Teori Pertama
Seseorang
akan menjadi pemimpin karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Hanya
orang yang memiliki kemampuan dan bakatlah yang bisa menjadi pemimpin. Sehingga
muncul istilah “leaders are born, not built”. Teori ini disebut juga
teori genetis.
b.
Teori Kedua
Seseorang
akan menjadi pemimpin jika lingkungannya, waktu atau keadaaan memungkinkan ia
menjadi pemimpin. Seseorang bisa menjadi pemimpin bila ia diberi kesempatan dan
pembinaan meskipun tidak memiliki bakat atau pembawaan. Maka muncullah istilah
“leaders are built, not born”. Teori ini disebut teori sosial.
c.
Teori Ketiga
Merupakan gabungan antara teori pertama dan teori kedua, untuk
menjadi pemimpin perlu bakat dan disertai pembinaan bakat tersebut.
d.
Teori Keempat
Setiap orang bisa menjadi pemimpin asalkan kemampuannya diperlukan
pada kondisi tersebut. Teori ini disebut teori situasi.[2]
C. Tipe - Tipe
Kepemimpinan
Berikut
ini tipe-tipe kepemimpinan kependidikan yang sering diaplikasikan adalah
sebagai berikut:
a. Tipe Otoriter /
Tipe authoritarian
Dalam
kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap
anggota kelompok.
b. Tipe Laissez-fair
Pemimpin
tidak memberikaan kepemimpinannya, melainkan memberikan bawahannya
sekehendaknya. Keberhasilan lembaga ditentukan atas kesadaran dan dedikasi
anggota kelompok. Struktur organisasinya kabur, segala kegiatan dilekukan tanpa
rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
c. Tipe Demokratis
Kepemimpinannya
bukan sebagai dictator, tapi di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin
berusaha menstimulus anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai
tujuan bersama. Pemimpin selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan
anggotanya.
d. Tipe
Pseudo-demokratis/ demokratis semu/ manipulasi demokratik
Pemimpin hanya tampaknya saja demokratis, namun
sebenarnya dia bersikap otokratis.[3]Dari keempat tipe kepemimpinan di atas, yang dirasa paling baik baik adalah kepemimpinan tipe demokratis. Pemimpin yang demokratis tidak hanya mampu bekerja atau hanya mempu merancang suatu program, namun ia juga mampu mengayomi serta memberi dorongan/motivasi agar anggota kelompok bersama dirinya tumbuh dan berkembang bersama dalam organisasi tersebut.
Comments
Post a Comment