MAKALAH TAFSIR Buah Zaitun


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Makanan dan minuman Rasulullah adalah makanan yang mengandung banyak gizi dan halal. Di dalam Alquran banyak sekali menceritakan makanan yang disukai Rasulullah. Sejak 1400 tahun yang lalu, Rasulullah telah menganjurkan penggunaan minyak zaitun. Karena memiliki banyak khasiat yang dihasilkan dari pohon yang diberkahi. Zaitun (sebagai buah) dan minyak zaitun telah disebutkan sebanyak tujuh kali dalam Alquran.[1]
 Di zaman sekarang, para ahli nutrisi terus menemukan resep- resep baru dari zaitun dan minyaknya yang mengandung gizi yang sangat tinggi dan khasiatnya untuk pengobatan yang sangat menakjubkan. Ia pun akhirnya menjadi pesaing kuat bagi semua jenis minyak unggulan, baik yang nabati maupun hewani.[2] Maka dari itu makalah kami akan membahas tentang  zaitun  yang merupakan pohon yang diberkahi, sebagaimana yang tertera dalam ayat-ayat mengenai zaitun di dalam Alquran, serta manfaat atau khasiat dari zaitun.
B.  Rumusan Masalah
1.   Bagaimana zaitun dalam perspektif Alquran?
2.   Bagaimana penafsiran ayat Alquran tentang zaitun?
3.   Bagaimana zaitun dalam perspektif sains?
4.   Apa saja manfaat  zaitun bagi kehidupan sehari-hari?
C.  Tujuan
1.   Mendeskripsikan zaitun dalam perspektif Alquran
2.   Menjelaskan penafsiran ayat Alquran tentang zaitun
3.   Mendeskripsikan zaitun dalam perspektif sains
4.   Menjelaskan manfaat  zaitun bagi kehidupan sehari-hari


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Zaitun dalam Perspektif Alquran
Tumbuhan zaitun termasuk pohon-pohon kayu yang membuahkan buah yang kedudukannnya istimewa dan memiliki manfaat yang besar. Tanaman zaitun ini termasuk salah satu nikmat yang Allah karuniakan kepada umat manusia untuk diambil manfaatnya. Zaitun disebut juga di dalam kitab lain yang diturunkan oleh Allah. Pohon zaitun dan apa yang dihasilkannya yakni buah dan minyak zaitun disebutkan berulang-ulang di dalam Alquran al-Karim. Sifat berkah disematkan kepadanya, bahkan minyaknya diserupakan dengan cahaya Allah SWT.[3]
اللَّهُ نُورُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِۚمَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكٰوةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌۖالْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍۖالزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۚنُّورٌ عَلٰى نُورٍۗيَهْدِى اللَّهُ لِنُورِهِۦ مَنْ يَشَآءُۚوَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثٰلَ لِلنَّاسِۗوَاللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Selain dalam surah an-Nur, Allah juga bersumpah menggunakan zaitun dalam surah at-Tin ayat pertama yang berbunyi  وَالزَّيْتُونِ وَالتِّينِ. Sebagian mufasir berpendapat bahwa zaitun dalam surah at-Tin menunjukkan setting masa nabi Nuh as. dan keturunannya. Keterangan itu berlandaskan fakta bahwa sesudah Allah membinasakan orang yang Allah kehendaki kebinasaannya dengan banjir bandang, lalu nabi Nuh selamat karena menaiki kapalnya dan kapal itu sudah mulai tenang (tak lagi diombang-ambingkan gelombang), maka nabi Nuh memandang alam sekitarnya. Ia melihat air masih menutupi seluruh permukaan bumi, lantas ia mengutus beberapa ekor burung untuk mencari daerah mana yang sudah tak lagi digenangi air, akan tetapi ia tidak memperoleh kabar dari mereka. Nabi Nuh segera mengutus seekor burung yang lainnya. Beberapa saat kemudian burung itu kembali dengan membawa sehelai daun dari pohonn zaitun. Nabi Nuh sangat gembira, ia tahu bahwa Allah telah mengijinkan dirinya bersama pengikutnya untuk memakmurkan bumi kembali. Dari kisah itulah diketahui bahwa waktu itu sudah ada pohon zaitun. Sumpah dengan menyebut ‘zaitun’ pada ayat ini adalah untuk mengingatkan peristiwa yang sangat bersejarah bagi umat manusia itu.[4]
B.  Penafsiran Ayat Alquran tentang Zaitun
1.   Al-Mu’minun Ayat 20
وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْنَآءَ تَنۢبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْأَاكِلِينَ
dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari Gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan.
Ayat ini menjelaskan bahwa kata thursaina terdiri dari kata thur yang berarti gunung dan saina  yang diperselisihkan maknanya. Ada yang berpendapat terambil dari kata sana’ yang artinya cahaya. Ada juga yang memahami kata sina’ dalam arti indah atau diberkati atau nama pohon yang banyak ditemukan disana. Thur sina berada digurun sinai Mesir, tidak jauh dari teluk Aqabah dan terusan Suez.
Penyebutan pohon zaitun secara khusus di Sinai boleh jadi karena disanalah asal mula ditemukannya pohon itu. Pohon zaitun termasuk salah satu karunia Allah yang sangat besar karena ia merupakan jenis pohon kayu yang berumur ratusan tahun. Manusia dapat memetik buahnya untuk masa yang panjang. Selain itu, penelitian mutakhir membuktikan bahwa zaitun merupakan bahan makanan yang mengandung kadar protein cukup tinggi, vitamin A & B, zat garam, zat besi, dan fosforus yang merupakan bahan makanan terpenting bagi manusia. Dari buah itu dihasilkan minyak yang pada umumnya juga melebihi minyak-miyak lainnya, baik minyak nabati maupun minyak hewani, karena tidak mempunyai efek yang dapat menimbulkan penyakit pada peredaran dan pembuluh darah arteri sepeti terdapat pada jenis minyak lainnya. Zaitun juga dapat digunakan sebagai bahan penghalus kulit. Disamping  kegunaan-kegunaan industri lain seperti industri pembuatan sabun dimana zaitun merupakan asalah satu bahan campuran terbaik. Demikian diuraikan dalam tafsir al-Muntakhab.[5]
Jadi Allah Swt. menjadikan untuk manusia sejenis pohon kayu yang keluar dari gunung sinai yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh disekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan karena minyak zaitun tidak mengandung kolesterol yang berbahaya bagi tubuh.[6] Disamping itu, buah zaitun dijadikan sebagai lauk bersama makanan pokok dan minyaknya pun sering kali dicampur bersama makanan secara langsung atau dengan menggunakan sebagai bahan gorengan, walaupun yang terakhir ini jarang digunakan karena sangat mahal.[7]

2.   An-Nur Ayat 35
و اللَّهُ نُورُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِۚمَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكٰوةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌۖالْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍۖالزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۚنُّورٌ عَلٰى نُورٍۗيَهْدِى اللَّهُ لِنُورِهِۦ مَنْ يَشَآءُۚوَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثٰلَ لِلنَّاسِۗوَاللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dalam tafsir Al-Azhar, penafsiran ayat diatas yakni cahaya yang dimaksud itu itu adalah laksana tanglung  yaitu tempat meletakkan pelita, dan pelita itu dalam kaca, sehingga tidak padam apinya dipuput angin. Maka cahaya pelita dalam kaca yang terletak tambah bercahaya. Minyaknya pun bukan sembarang kinyak, tetapi ditakik dari kayu yang berkat yaitu kayu zaitun yang tumbuh di negeri Syam, dan banyak terlukis dalam sejarah bukan dia semacam kayu yang bersifat timur atau barat, tetapi bersifat alami adanya. Demikian keistimewaan minyak itu, sehingga walaupun tidak disundut dengan api, namun minyaknya saja pun telah bercahaya dengan sendirinya.[8]
Bagian awal ayat di atas banyak dibahas oleh para ulama dan pakar dibidang keagamaan, dengan hasil kajian yang sangat beragam. Kendatipun pada umumnya mereka berpendapat bahwa ayat ini adalah gambaran tentang cahaya hidayah Ilahi. Akan tetapi ayat di atas dapat pula dikaitkan dengan struktur radioaktif. Betapa tidak, mengumpamakan cahaya Allah sebagai sebuah cekungan (al-misykat) dengan pelita besar (al-misbah) di dalamnya. Pelita besar ini berada di dalam kaca (az-zujajah); dan kaca ini berkilauan seperti bintang yang bercahaya. Kilauan seperti bintang dari kaca itu dinyalakan oleh minyak dari pohon zaitun. Minyaknya saja hampir-hampir menerangi meski ia tidak tersentuh api. Cahaya itu di atas cahaya; cahaya yang belapis-lapis.
Susunan dari cahaya Allah ini tampak seperti struktur sebuah atom radioaktif. Pelita besar (al-misbah) di dalam kaca (az-zujajah) dapat ditafsirkan sebagai inti atom radioaktif (radioactive nuclei), dimana kaca itu merupakan inti atom, sedang pelita cahaya yang dalamnya adalah energi radioaktif yang disimpannya. Cahaya berkilauan yang menyala karena minyak zaitun itu tampaknya menggambarkan kulit-kulit elektron atau orbital elektrolis yang berada di sekitar inti atom. Jadi, cahaya Allah meliputi langit dan bumi adalah atom-atom yang tersebar diseluruh jagat raya, yang menyusun benda-benda langit maupun menyusum makhluk-makhluk hidup ciptaan-Nya.[9]
3.   At-Tin Ayat 1
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

Kata at-tin dan az-zaitun diperselisihkan maknanya oleh ulama. Para ahli tafsir yang mengarahkan pandangan kepada makna ayat 2 dan 3 surah at-Tin ini yang menunjuk kepada dua tempat di mana Nabi Musa as. dan Nabi Muhammad saw. menerima wahyu.[10] Ada pendapat yang menyatakan bahwa at-tin merupakan merupakan pohon yang bertempat di daerah Bihar yang menjadi tempat seorang Nabi mendapat petunjuk Ilahi. Sedangkan kata az-zaitun merujuk pada sebuah gunung di Yerussalem (al-Quds), tempat Nabi Isa diselamatkan dari usaha pembunuhan.
Namun, ada juga yang memahami kata at-tin dan az-zaitun sebagai jenis buah-buahan. Buah Tin adalah buah yang banyak terdapat di Timur Tengah, sedangkan zaitun banyak tumbuh di daerah laut tengah. Buah zaitun adalah tumbuhan perdu dan pohonya tetap berwarna hijau. Tumbuhan ini banyak tumbuh dinamai oleh Alquran syajarah mubarakah (pohon yang mengandung banyak manfaat). Buahnya ada yang hijau, ada pula yang hitam pekat, berbentuk seperti anggur, dimakan sebagai asinan, dan darinya dibuat minyak yang sangat jernih untuk berbagai manfaat. [11]
Dan menurut Hamka, terdapat berbagai tafsiran tentang ayat ini. Menurut Mujahid dan Hasan, kedua buah-buahan itu diambil jadi sumpah oleh Allah untuk diperhatikan. Buah tin diambil sumpah karena dia buah yang terkenal untuk dimakan, buah zaitun karena dapat ditempa dan diambil minyaknya. Kata Qatadah, “Tin adalah nama sebuah bukit Damaskus dan Zaitun nama pula dari sebuah bukit di Baitul Maqdis.” Tandanya kedua negri itu penting untuk diperhatikan. Dan menurut sebuah riwayat pula, yang diterima dari Ibnu Abbas,”Tin adalah masjid yang mula didirikan oleh Nuh diatas gunung al-Judi, dan Zaitun adal Baitul Maqdis.”
Banyak ahli tafsir cenderung menyatakan bahwa kepentingan kedua buah itu sendirilah yang menyebabkan keduanya diambil menjadi sumpah. Buah tin adalah buah yang lunak lembut, kemat, hampir berdekatan rasanya dengan buah srikaya yang tumbuh di negeri kita dan banyak sekali tumbuh di pulau Sumbawa. Zaitun masyhur karena minyaknya.
Tetapi terdapat lagi tafsir yang lalu mengatakan bahwa buat tin dan zaitun itu banyak sekali tumpuh di Palestina di dekat Jerussalem pun ada sebuah bukit yang bernama bukit Zaitun, karena disana memang banyak tumbuh pohon zaitun itu. Menurut kepercayaan darj bukit itulah nabi Isa al-Masih mi’raj ke langit.[12]

C.  Zaitun dalam Perspektif Sains
Pohon zaitun (Olea europaea) berasal dari suku Oleaceae dan memiliki  perawakan yang variatif. Di dalam suku ini terdapat variates dengan perawakan yang relatif kecil dengan tingi  hanya 8 meter, variates yang berupa semak, hingga variates yang menjalar. Jumlah jenis dalam suku ini cukup banyak, antara 500-600, ditemukan diseluruh belahan dunia kecuali pada daerah dingin.[13] Klasifikasi tanaman zaitun adalah sebagai berikut:
Kingdom           : Plantae
Sub Kingdom    : Tracheobionata
Super Divisi      : Spermatophyta
Divisi                 : Magnoliophyta
Kelas                 : Magnoliopsida
Sub Kelas          : Asteridae
Famili                : Oleaceae
Genus                : Olea
Spesies              : Olea europaea

Tinggi tanaman Olea europaea mencapai 3-15 meter.[14] Namun, pohon zaitun yang ditemukan di sekitar Pisciotta, wilayah Campania, di Italia memliki tinggi lebih dari pohon zaitun pada umumnya.[15] Batangnya mempunyai jenis kambium dan xylem dengan atau tanpa trakea. Bentuk batang kayu parenkim terkadang adalah paratrakeal atau protrakeal.
Daunnya daun tunggal yang berbentuk elips. Panjangnya sekitar 20-90 mm x 7-15 mm, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warna hijau keabu-abuan dan permukaan bawah warna kuning keemasan.[16] Daun zaitun meiliki ciri-ciri tebal, kasar, dan tersusun sejajar. Daunnya memiliki stomata pada permukaan abassial mereka saja. Stomata yang terletak di tromaka peltate yang membatasi kehilangan air dan membuat zauitun yang relatif tahan terhadap kekeringan. Daun zaitun biasanya menua (absisi) pada musim semi ketika berusia 2-3 tahun, namun seperti tanaman hijau lainnya, daunnya akan tua setelah berumur lebih dari 3 tahun sejak muncul.[17]
Bungan zaitun berukuran kecil berwarna putih atau krem dengan panjang sekitar 6-10 mm. Buah zaitun ovoid, kecil berwarna hijau muda dengan bercak putih dan berubah warna menjadi ungu gelap ketika buah matang dengan diameter 10 mm, berbentuk tajam.[18]
Zaitun merupakan tanaman yang bisa tumbuh di daerah iklim kering sampai sedang. Tanaman zaitun ini menjadi primadona bangsa Romawi dahulu karena kandungan zatnya yang bermanfaat. Mereka mengolahnya dalam bentuk minyak yaitu dengan cara menumbuknya dalam sebuah bejana yang terbuat dari batu atau kayu dengan menggunakan baja untuk proses pengepresan atau extraction. Namun sekarang pengolahan minyak zaitun sudah sangat higenis. Pohon zaitun paling banyak tumbuh di daerah iklim panas sampai sedang, yaitu di wilayah laut Tengah atau Mediterania, terutama di Syiria, semenanjung Italia, Spanyol, seperti Italia, Prancis, Spanyol, dan Maroko. Pohon ini akan berbungan pada musim semi dan buahnya mulai bisa dipanen pada akhir musim gugur sampai musim dingin. Pohon zaitun yang berumur ribuan tahun diantaranya ditemukan di Palestina yang bertahan hidup hingga 2000 tahun.[19]
  
D.  Manfaat Zaitun bagi Kehidupan Sehari-Hari
Berdasarkan penjelasan ayat yang telah dipaparkan diatas, pohon zaitun memiliki banyak keberkahan. Keberkahan disini dapat diartikan dengan berbagai manfaat. Sejak zaman dahulu, tanaman ini pun sudah digunakan untuk pengobatan herbal. Adapun manfaat dari tanaman zaitun yaitu.
1. Manfaat daun pohon zaitun
Daun zaitun mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Zat yang terkandung dalam ekstrak daun zaitun paling utama adalah senyawa fenol. Senyawa fenol yang banyak memberi manfaat ke tubuh yaitu; Oleuropein, hidroksitirosol, dan tirosol. Komponen fenol tersebut memiliki efek antioksidan yang hamper sama dengan antioksidan vitamin C dan vitamin E.[20]
Adapun manfaat dari daun zaitun adalah mengobati beberapa penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dapat mencegah penyakit-penyakit kanker serta mengobati berbagai penyakit akibat virus. Selain itu, daun zaitun juga dapat mengobati penyakit persendian, rematik, dan penyakit pada rambut, kuku, kulit, dan gigi, mengurangi berat badan.[21] Daun ini dapat dikonsumsi dengan cara direbus. Air rebusan daun zaitun bisa mengobati radang gusi dengan dikumur-kumurkan. Jika diminum dapat mengobati hipertensi seta menyembuhkan penyakit asma.
Selain itu, daun zaitun dapat dikonsumsi dengan dikunyah sebagai pembersih mulut. Daun dan buah yang dikeringkan digunakan untuk jamu-jamuan yang dapat mengobati penyakit pencernaan seperti, diare dan infeksi saluran kemih.
2.   Manfaat batang dan tangkai pohon zaitun
Pada zaman rasul, batang atau pohon zaitun digunakan sebagai siwak. Bahkan siwak yang paling baik adalah yang berasal dari batang pohon zaitun karena ia berasal dari pohon yang diberkahi. Sebagaimana sabda Rasulluah saw. “Sebaik-baik siwak adalah (siwak dari pohon) zaitun, (sebab) ia berasal dari pohon yang diberkahi. Siwak pohon zaitun adalah siwakku dan siwak para Nabi sebelumku.”[22]
Batang pohon zaitun yang keras juga dapat dimanfaatkan untuk dibuat menjadi perabot rumah tangga. Tangkai pohon zaitun juga dimanfaatkan oleh banyak pedagang untuk dibuat menjadi tasbih. Perbedaan dari tasbih lainnya, tasbih yang terbuat dari tangkai pohon zaitun terlihat agak berminyak namun agak harum.[23]
3.   Manfaat akar pohon zaitun
Akar pohon zaitun dapat dimanfaatkan dan telah diteliti berguna untuk menyembuhkan penyakit kencing manis/diabetes. Obat yang dihasilkan dari akar pohon zaitun ini adalah dalam bentuk jamu yang dikapsulkan. Khasiat jamu ini adalah untuk menurunkan kadar gula darah, menghilangkan rasa gatal-gatal di badan, meghambat pertumbuhan sel kanker, kolesterol, asam urat, hipertensi, dan stroke. Kelebihan jamu ini adalah selama dikonsumsi oleh pengidap diabetes, maka tidak perlu membatasi makanan yang lezat dan mengandung gula.[24]
4.   Manfaat buah zaitun
Buah zaitun adalah bahan makanan yang baik karena memiliki kandungan lemak yang tinggi, protein yang cukup, garam kapur, zat besi, fosfat, juga memiliki kandungan yang tinggi dati vitamin A. B dan B komplek.[25] Buah zaitun dapat langsung dikonsumsi jika telah masak. Namun, jika tidak terlalu senang dan biasa untuk mengkonsumsi dalam bentuk utuh yang dicampurkan ke dalam masakan, buah zaitun ini pun ternyata dapat diolah lebih lanjut dengan dikeringkan dan diolah menjadi acar atau asinan (pickle). Buah zaitun yang dikalengkan umumnya berwarna hitam karena bahan kimia yang ditambahkan saat proses pengalengan dilakukan.[26]
Selain untuk dimakan, buah zaitun juga digunakan sebagai penyedap makanan. Buah zaitun yang diperas akan menghasilkan minyak yang paling baik kualitasnya karena rasanya lezat, nilai gizinya yang tinggi dan kalori yang dihasilkan besar. Zaitun juga dipercaya mampu menghaluskan kulit. Karenanya dimanfaatkan dalam industri sabun.[27] Buah zaitun juga bisa diawetkan dengan sistem penggaraman sehingga memberikan nilai lebih dari segi ekonominya.
5.   Minyak zaitun dan kegunaannya untuk kesehatan
Minyak zaitun berbeda-beda jenisnya berdasarkan warna, rasa, dan tempat tumbuhnya. Ada minyak zaitun yang berwarna keemasan dan hijau pekat. Rasanya pun ada yang tajam dan lembut. Minyak zaitun yang dihasilkan dari buah zaitun hitam adalah jenis yang terbaik dan berfungsi sebagai antitoksin. Lebih lama usia minyak itu, akan lebih baik kualitasnya.
Minyak zaitun adalah cairan yang kaya akan oleic acids (asam lemak). Untuk mendapatkan satu liter minyak zaitun diperlukan lima kilogram buahnya untuk diolah atau dijus. Minyak zaitun ini satu-satunya minyak yang bisa langsung diminum ataupun dikonsumsi setelah diekstrak. Minyak zaitun sebaiknya tidak dipanaskan di atas api sampai mendidih karena ia akan berubah menjadi beracun. Adapun minyak yang diekstrak pada suhu normal sebetulnya mampu tahan panas setinggi 270 derajat Celcius. Minyak zaitun sering diolah terlebih dahulu dengan soda sebelum difermentasikan untuk menghilangkan rasa pahitnya. Cara ini dapat menghilangkan zat polifenol yang berguna bagi tubuh. Karenanya, pemakaian soda tidak disarankan sebab soda justru berbahaya bagi tubuh.[28]
Minyak zaitun digunakan untuk memasak dan ditambahkan pada salad, memproduksi obat, cream, minyak rambut, dan sabun. Minyak ini juga digunakan untuk menyalakan lampu-lampu supaya nyala yang dihasilkan bisa lebih jernih, khususnya di masjid-masjid besar seperti Masjid Al-Aqsa.[29] Minyak ini juga banyak dipakai sebagai ramuan medis seperti untuk campuran minuman, dijadikan pelumas, atau dalam bentuk injeksi ke otot, khususnya untuk menginjeksi hormon-hormon seksual dan sejumlah vitamin.[30]
Dalam bidang kesehatan, minyak zaitun memiliki peran penting sebagai berikut[31]:
a.    Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Minyak zaitun memiliki keunggulan karena asam lemak dalam buah dan minyak zaitun tidak mengandung kolesterol. Dengan demikian, minyak ini tidak dapat menaikkan kolesterol dalam darah dan tubuh konsumen. Justru minyak ini berperan mengontrol kandungan kolesterol serta dapat mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah serta penyempitan otot jantung.
Minyak ini juga mengandung omega-6 untuk mencegah pengerasan urat darah dan diabetes. Minyak zaitun dianjurkan untuk dikonsumsi secara teratur, dua sendok teh perhari untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL).
b.   Mencegah kanker. Wanita yang sering mengkonsumsi lemak tidak jenuh yang cukup seperti yang dikandung minyak zaitun, beresiko lebih rendah terkena penyakt kanker payudara. Ditemukan juga bahwa kandungan b-sitosterol dalam minyak zaitun dan minyak sayur lainnya sangat besar peranannya dalam mencegah pembentukan kanker prostat.
c.    Mencegah arthritis reumatoide dan mengatasi radang sendi karena mengandung antioksidan dan lemak jenuh esensial.
d.   Membantu pertumbuhan tulang
e.    Membantu pertumbuhan anak karena mengandung vitamin D dan mencegah polio serta kelumpuhan pada anak.
f.    Menurunkan tekanan darah tinggi
g.   Memperbaiki fungsi organ dalam. Seperti menyembuhkan radang empedu jika dikonsumsi enam sendok makan setiap hari sebelum makan, karena dapat meluruhkan garam empedu dan menghilangkan kuning pada liver.
h.   Mengobati penyakit gula karena memengaruhi metabolism dan meningkatkan kadar insulin sehingga bisa menurunkan kadar guka dalam darah.
i.     Menutrisi otak, meningkatkan kecerdasan dan memori karena mengandung lipoid.
j.     Meningkatkan stamina tubuh dan kesuburan karena mengandung vitamin E dan meningkatkan vitalis orang berusia lanjut.
k.   Mengatasi sembelit jika dikonsumsi satu sendok makan sebelum makan.
l.     Mengobati penyakit kulit sejenis radang dan eksim, mengatasi kulit pecah-pecah, menguatkan akar rambut, membasmi kutu rambut, dan berperan penting dalam mencegah radang kulit jika dioleskan pada kulit sebelum berjemur dibawah terik matahari dalam waktu lama. Karena minyak zaitun mengandung  vitamin E yang banyak. Vitamin E tersebut bisa diperoleh khasiatnya dengan cara dimakan maupun dioleskan langsung.
Selain itu, minyak zaitun juga bisa membuat kulit lebih mengkilap dan bercahaya, serta sangat efektif untuk peremajaan kulit karena dapat menghilangkan garis-garis halus penyebab keriput sehingga dapat memperlambat proses penuaan.[32]



                                                                          BAB III
KESIMPULAN

Tumbuhan zaitun merupakan jenis pohon-pohon kayu yang pertama muncul dari gunung sinai. Pohon itu banyak tumbuh disekitar gunung itu. Pohon itu menghasilkan buah yang kedudukannnya istimewa dan memiliki manfaat yang besar yang bernama buah zaitun. Zaitun dalam perspektif Alquran dan sains sangat berkaitan. Dalam Alquran, zaitun dikatakan sebagai pohon yang diberkahi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya manfaat yang dapat diambil dari seluruh bagian pohonnya.
Akar berguna untuk menyembuhkan penyakit kencing manis/diabetes, obat yang dihasilkan dari akar pohon zaitun ini adalah dalam bentuk jamu yang dikapsulkan. Khasiat jamu ini adalah untuk menurunkan kadar gula darah, menghilangkan rasa gatal-gatal di badan, menghambat pertumbuhan sel kanker, kolesterol, asam urat, hipertensi, dan stroke. Pada zaman rasul, batang atau pohon zaitun digunakan sebagai siwak, tasbih, dapat di buat untuk peralatan rumah tangga. Daun, dapat mengobati beberapa penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dapat mencegah penyakit-penyakit kanker serta mengobati berbagai penyakit akibat virus, dapat menjadi pembersih mulut. Buah zaitun, termasuk salah satu nikmat yang Allah karuniakan kepada umat manusia untuk diambil manfaatnya. Salah satunya buah ini menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan karena minyak zaitun tidak mengandung kolesterol yang berbahaya bagi tubuh dan disamping itu bisa menjadikan sebagai lauk untuk makan.
  


[1] Khilyatun Nisa, Keistimewaan Zaitun dalam Perspektif Al quran daan Sains, (dalam skripsi, Surabaya, UIN Sunan Ampel), hlm. 1.
[2] Hamzah Firmansyah, Zaitun dalam Pandangan Sains, (dalam skripsi, Banten, UIN Sultan Maulana Hasanuddin), hlm. 3.
[3] Jamaluddin Mahran dan ‘Abdul ‘Azhim, Alquran Bertutur Tentang Makanan & Obat-obatan terj. al-Ghadza’ wa ad-Dawa’ fil Quranil Karim Irwan Raihan, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006), hlm. 426.
[4] Jamaluddin Mahran dan ‘Abdul ‘Azhim, Alquran Bertutur Tentang Makanan & Obat-obatan,…,hal. 429.

[5] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2012),  hlm. 347.
[6] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010),  hlm. 483.
[7] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, .....,  hlm. 348.

[8] Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 6, (Jakarta: Gema Insan, 2015), hlm. 307.          
[9] Lajnah Pentashihan  Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang & Diklat Kementrian Agama RI, dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tumbuhan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains (Tafsir Ilm), (Jakarta: Lajnah Pentashihan  Mushaf Al-Qur’an, 2010), hlm. 57.
[10] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, .....,  hlm. 431.
[11] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, .....,  hlm. 432.
[12] Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 6, ...., hlm. 615.
[13] Lajnah Pentashihan  Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang & Diklat Kementrian Agama RI, dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tumbuhan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains (Tafsir Ilm), ...., hlm. 59.
[14] Moh. Erfan Soebahar, dkk., ’’Mengungkap Rahasia Buah Kurma dan Zaitun dari Petunjuk Hadits dan Penjelasan Sains”, Ulul Albab, (Vol. 16, No. 2, 2015), hlm. 206.
[15] Hamzah Firmansyah, Zaitun dalam Pandangan Alquran dan Sains, (Skripsi: Program Sarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2018), hlm. 19.
[16] Moh. Erfan Soebahar, dkk., ’’Mengungkap Rahasia Buah Kurma dan Zaitun dari Petunjuk Hadits dan Penjelasan Sains”, ...., hlm. 206.
[17] Hamzah Firmansyah, Zaitun dalam Pandangan Alquran dan Sains, ...., hlm. 19.
[18] Moh. Erfan Soebahar, dkk., ’’Mengungkap Rahasia Buah Kurma dan Zaitun dari Petunjuk Hadits dan Penjelasan Sains”, ...., hlm. 206.
[19] Nur Ainun, Zaitun: Tanaman Negeri Para Nabi, (Larangan: Talenta Pustaka Indonesia, 2009),  hlm. 14.
[20]Carin Libel Okta Herina, Skripsi “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Zaitun (Olea europaea L.) Menggunakan Pelarut Etanol dengan Metode DPPH, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017),  hlm. 8.
[21]Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Zaman, 2013), 789.
[22] Zaghlul An-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunah terj. Al-I’Jaz Al-‘Ilmiy fi As-Sunnah An-nabawiyyah  M Lukman, (Jakarta: Amzah, 2006), hlm. 73.
[23] Nur Ainun, Zaitun: Tanaman Negeri Para Nabi,............, hlm. 19.
[24] Nur Ainun, Zaitun: Tanaman Negeri Para Nabi,............, hlm. 20.
[25]Ahmad Husain Ali Salim, Terapi Al-Qur’an Untuk Penyakit Fisik & Psikis Manusia, (Jakarta: Asta Buana Sejahtera, 2006), 344.
[26] Nur Ainun, Zaitun: Tanaman Negeri Para Nabi,............, hlm. 21.
[27]Lajnah Pentashilan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi “Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains”, (Jakarta: Widya Cahaya, 2014), 60.
[28]Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an, …, 788.
[29] Haji Lalu Ibrahim M.Thayyib, Keajaiban Sains Islam, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2010), 280.
[30]Ahmad Husain Ali Salim, Terapi Al-Qur’an Untuk Penyakit Fisik & Psikis Manusi, …, 345.
[31]Lajnah Pentashilan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Ilmi “Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains”,…., 60-63.
[32]Nunu El Fasa, Sehat Tanpa Obat Ala Rasulullah saw., (Jakarta: Kalil, 2013),  53.

Comments

Popular posts from this blog

TUMBUHAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN SAINS

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN (Pengertian, Teori, dan Tipe Kepemimpinan)

Metode Pembelajaran Card Short dan Role Playing (Karakteristik, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan)