Metode Pembelajaran Card Short dan Role Playing (Karakteristik, Langkah-langkah, Kelebihan dan Kekurangan)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran adalah
cara pengajaran yang diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar. Penerapan
model–model pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus dapat di sesuaikan
dengan materi yang akan di sampaikan serta tujuan apa yang hendak di capai.
Pada mata pelajaran PAI misalnya, kebanyakan guru mengajarkan hanya dengan
metode ceramah saja. Padahal untuk saat ini, yang dibutuhkan untuk tercapainya
pembelajaran yang efektif adalah dengan adanya interaksi antara guru dengan
siswa, dan siswa dengan siswa.
Maka dari itu,
maka penulis ingin membahas mengenai suatu metode pembelajaran untuk mata
pelajaran PAI, sedemikian hingga akan terjadi interaksi timbal balik antara
guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dan siswa lebih memahami konsep
materi yang sedang dipelajari. Salah satu metode yang
akan dibahas adalah metode pembelajaran card short dan metode pembelajaran Role Playing (bermain peran).
1.2
Rumusan Masalah
- Bagaimana konsep metode pembelajaran
Card Short?
- Bagaimana konsep metode pembelajaran Role Playing?
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan konsep metode pembelajaran Card Short
2. Menjelaskan konsep metode pembelajaran Role Playing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Metode Pembelajaran Card Short
2.1.1
Karakteristik Metode Pembelajaran Card Short
Menurut
Melvin L Silberman, strategi card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang
biasa digunakan untuk mengerjakan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang
suatu objek, atau mengulangi informasi. Metode Card Sort merupakan metode yang
menciptakan kondisi pembelajaran yang bersifat kerjasama, saling menolong dan
tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan lewat permainan kartu.
Menurut Hisyam Zaini, dalam bukunya Strategi Pembelajaran Aktif, metode card
sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengerjakan
konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview
informasi.
Interaksi
dalam strategi card sort, menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa
untuk saling membutuhkan, inilah yang dimaksud positive interdependence atau
saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif ini dapat dicapai
melalui ketergantungan tujuan, ketergantungan tugas, ketergantungan sumber
belajar, ketergantungan peranan dan ketergantungan hadiah.[1]
Di sini pendidik lebih
banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas
atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Card Sort
(sortir kartu) strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan
untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau
mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi.[2]
2.1.2
Langkah-langkah
Metode Pembelajaran Card Short
a. Guru membuka pelajaran dengan
menginformasikan tujuan/kompetensi pembelajatan
b. Guru menyiapkan kartu sebanyak siswa
sesuai kategori
c. Guru meminta siswa mempelajari teks
bacaan yang berkaitan KD ensiklopedia.
d. Guru membagikan kartu kepada siswa dan
siswa mencari kelompok dengan kategori
yang sama.
e. Siswa yang sudah berkumpul dengan
kelompoknya diminta mendiskusikan dan menempel kartu pada kertas.
f. Siswa memajang dan mempresentasikan
hasil kelompoknya dan kelompok lain memberikan komentar
g. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
h. Siswa membuat rangkuman hasil
pembelajaran[3]
2.1.3
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Card
Short
a.
Kelebihan Metode Card Short
1) Mudah mengorganisir kelas.
2) Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya
banyak.
3) Siswa lebih mudah mengerti tentang
materi yang diajarkan dari pada dengan menggunakan metode ceramah.
4) Siswa lebih antusias dalam pembelajaran.
5) Sosialisasi antara siswa lebih terbangun
yakni antara siswa denga siswa lebih akrab.
b.
Kelemahan Metode Card Short
1) Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan
perhatian murid.
2) Siswa perlu perhatian lebih sehingga
tidak keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan baik.
3) Banyak menyita waktu terutama menyiapkan
model pembelajaran aktif tipe pemilahan kartu.
2.2
Konsep Metode
Pembelajaran Role Playing
2.2.1 Karakteristik Metode Pembelajaran Role Playing
Menurut Jill Hadfield
(Basri Syamsu, 2000) model pembelajaran role playing merupakan salah satu
permainan gerak yang didalamnya terdapat aturan, tujuan dan sekaligus
melibatkan unsur bahagia.. Selain itu, model pembelajaran role playing tak
jarang dimaksudkan sebagai salah satu bentuk bentuk aktifitas dimana peserta
didik membayangkan dirinya seakan-akan berada di luar kelas dan berperan
sebagai orang lain. Pada model pembelajaran bermain peranan, titik fokusnya
terletak pada keterlibatan emosional serta pengamatan indera ke dalam situasi
permasalahan nyata yang dihadapi.
Pada
metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional
dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata
dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif
melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama
teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan
yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional, 2002).
Model
pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran Bermain
Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok
memperagakan/menampilkan scenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi
kebebasan berimprofisasi namun masih dalam batas-batas scenario dari guru.
Selain
itu ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pemilihan topik masalah
(skenario) sehingga akan memadai bagi para siswa, adapun diantaranya: usia
siswa, latar belakang, kerumitan masalah, sosial budaya, kepekaan topik yang
dijadikan sebagai masalah dan pengalaman siswa dalam bermain peran.[4]
2.2.2 Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Role Playing
a. Guru menyusun serta menyiapkan scenario.
b. Menunjuk beberapa peserta didik untuk
mempelajari skenario beberapa hari sebelum kegiatan berlangsung.
c. Guru membuat kelompok yang berisikan 5
orang siswa.
d. Menjelaskan kompetensi yang hendak
dicapai.
e. Memanggil peserta didik untuk
menjalankan scenario.
f. Masing-masing siswa berada dikelompoknya
sambil mengamati scenario yang sedang diperagakan.
g. Setelah selesai peragaannya ditampilkan,
masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian
atas penampilan masing-masing kelompok.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan
hasil kesimpulannya.
i. Guru memberika kesimpulan secara umum
j. Evaluasi
k. Penutup [5]
2.2.3 Kelebihan
dan Kelemahan Metode Pembelajaran Role Playing
a.
Kelebihan Metode Pembelajaran Role Playing
1. Memberikan kesan yang kuat dan lama
terhadap ingatan peserta didik.
2. Menarik bagi peserta didik, sehingga
menjadikan kelas menjadi antusias dan dinamis.
3. Membangkitkan semangat dalam diri
peserta didik serta menumbuhkan kebersamaan.
4. Peserta didik bisa terjun langsung dalam
memerankan sesuatu yang hendak di bahas dalam kegiatan belajar.
b.
Kekurangan Metode Pembelajaran Role Playing
1. Membutuhkan waktu yang lama dalam
kegiatan skenario
2. Peserta didik sering mengalami kesulitan
dalam memainkan peran
3. Kegiatan bermain peran tidak akan
maksimal jika suasana kelas tidak memadai
4. Jika peserta didik tidak dipersiapkan
dengan sungguh-sungguh maka skenario tidak akan berjalan dengan baik
5. Tidak semua konsep pembelajaran bisa
menggunakan model ini.
BAB
III
KESIMPULAN
Metode
pembelajaran Card sort merupakan
metode kegiatan kolaboratif yang bisa
digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang
obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang
dominan dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. Card sort juga sebagai
strategi, menciptakan kondisi pembelajaran yang bersifat kerjasama, saling
menolong dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan lewat
permainan kartu.
Sedangkan Metode
pembelajaran Role Playing adalah
suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa, dilakukan dengan cara memerankannya sebagai tokoh dari benda
mati maupun hidup. Permainan ini dibutuhkan lebih dari satu orang dan sangat
bergantung pada keberhasilan dari para pemainnya. Metode bermain peran ini
lebih menitik beratkan pada emosional dan pengamatan indera dalam situasi
masalah yang sedang dihadapi.
[1] Hamruni, Strategi dan
Model-Model Pembelajaran Aktif menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009). hlm.35.
[2] Neneng aida maulidiyah, diakses melalui http://caramengajarefektif.blogspot.co.id/2016/02/metode-card-short.html
pada 15-05-2018, pukul
10:11.
[3] Hamruni, Strategi dan
Model-Model Pembelajaran Aktif menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009). hlm.36.
[4] Isma Agung
Nurdiansyah, diakses melalui http://rantaiguru.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-role-playing.html pada 09-05-2018 , pukul 13.00.
Comments
Post a Comment